REVIEW - CAPTAIN AMERICA : CIVIL WAR, Pertarungan dua saudara yang dikemas oleh dua bersaudara.


Sepertinya tidak berlebihan jika dibilang Civil War ini menjadi film terbaik Marvel dan pembuka sajian menarik dari MCU Phase 3. “kesederhanaan” yang ditampilkan duo Russo kali ini memang mungkin tak menampilkan sesuatu yang lebih unik dan berbeda dibanding Kenneth Branagh dalam aksi dewa yang membawa palu, Thor, tetapi menonton Civil War seperti melihat Avengers Mini yang lebih baik dibanding pendahulunya, Avengers : Age Of Ultron.

Berangkat dari kejadian Avengers : Age Of Ultron yang memporak-porandakan Sokovia, maka kali ini pemerintah ikut turun tangan dan meminta para Avengers untuk menandatangi “Sokovia Accords” yang akan ditandatangani 117 negara, tentu saja tak semua anggota team yang menyetujui tanda tangan dan kita pasti sudah tahu siapa yang tidak. Kemunculan Bucky yang dianggap sebagai “pembunuh” Raja Wakanda menjadi factor utama kemunculan Black Panther yang menuntut balas dendam. Di tengah konflik internal mereka, villain utama Baron Zemo menjadi boomerang untuk kedua team.



Dalam Civil War ini, akhirnya kita dapat melihat setiap kepribadian masing-masing dari karakter dan tidak 100% superheroes baik. Berbeda dengan gaya nekat Iron Man di film-film sebelumnya, kali ini tampil dengan “main aman” dan Captain America, sang Honorable Man, justru tampil memberontak. Pertengkaran inilah yang membuat para anggota team lainnya memihak harus berdiri dimana, Team Cap atau justru Team Iron Man?

Tampil memukau dengan Captain America : Winter Soldier membuat pihak Marvel mempercayakan proyek ini ke Russo Brothers, mungkin Marvel percaya, tetapi penonton tidak. Kapok dengan hasil Age Of Ultron yang penuh sesak dengan banyaknya Superheroes menjadi kekhawatiran porsi pemain yang takutnya hanya akan menjadi cameo. Tapi tidak di Civil War. Kehebatan kedua saudara ini adalah membuat para pemain tampil dengan porsi yang pas dan menciptakan momen-momen memorable yang akan terus diingat. Bahkan, Scarlet Witch dan War Machine yang sebelumnya hanya sebatas pemanis di film justru di-eksplore dengan baik dan berakhir menjadi bintang.


Pernah terpikirkan di benak penonton bahwa akan lebih asyik jika Marvel menampilkan Spiderman dalam Avengers, ketika sang laba-laba melompat sana-sini dan membuat jaring dimana-mana mungkin akan menjadi ancaman untuk pasukan Chitauri (The Avengers). Ternyata, di Civil War dibuktikan bahwa kepulangan Spiderman ke Marvel menjadi awal yang manis. Aksi Tom Holland memerankan seorang remaja dalam mengontrol kekuatannya sangat menarik perhatian, but Marvel melakukan kesalahahan untuk Aunt May, hemh. Kemunculan Black Panther disinipun dikemas dengan apik. Kostum vibranium hitam legam Black Panther-pun menjadi kostum termewah. Pertarungan di terowongan antara Black Panther melawan Cap dan Bucky menjadi salah satu aksi terbaik yang memukau penonton.


Terus “digedor” lewat trailer pertarungan apik, semua penonton pun akan mempunyai pikiran yang sama, bagaimana kedua team dengan 12 kekuatan saling bertarung. Marvel tak menahan diri untuk membuat setiap team saling baku hantam dan melepaskan seluruh kekuatannya. Satu lagi yang menarik adalah masuknya Ant-Man di team Cap yang mungkin kita lihat sebagai “kecurangan”. Bagaimana mungkin kita melawan seorang yang sekecil semut dengan kekuatan luar biasa? Black Widow menjawab keraguan itu dengan alat-alat canggihnya. Pertarungan pun terlihat seperti acara “ngobrol-ngobrol” dan reuni serta ajang perkenalan bagi mereka. sungguh sedih melihat Hawkeye melawan Black Widow yang kita tahu bahwa mereka adalah teman dekat. Perasaan kuat Vision kepada Scarlet Witch pun harus di belakangkan karena mereka berada di team yang berbeda. Dan persahabatan antara Tony Stark dengan Steve Rogers yang sudah membaik setelah Age Of Ultron juga dipertaruhkan.


Namun, pertarungan memukau bagaimana-pun akan terlihat hebat jika disandingkan dengan karakter villain yang kuat dan sayangnya, tidak ditampilkan disini. Biasanya, para superheroes akan melawan “Big Bad Wolf” di akhir, namun tidak di Civil War. Sekali lagi, Marvel gagal dalam mengembangkan karakter penjahatnya. Sejauh ini, mengenai kostum, penonton agak sedikit dibuat kecewa dengan kostum Spidey. CGI-nya terlalu rendah dibandingkan Iron Man dan Black Panther.

Pantaskah film ini ditonton dan merelakan waktu untuk antri yang panjang? Jawabannya sangat pantas! 2 jam 30 menit penonton akan dipuaskan dengan aksi yang hebat. Lebih asik lagi jika ditonton di IMAX, dengan layar yang lebih lebar mungkin akan lebih terpuaskan dibanding format 2D. tak lupa, seperti kebiasaan Marvel, jangan buru-buru untuk keluar karena ada 2 credit scene after credit title, mungkin tidak ada benang merahnya dengan Avengers : Infinity War, tapi layak ditunggu. Two Thumbs Up untuk Russo bersaudara.

Rating 8.5/10


Comments

  1. Mantap sist, reviewnya bagus...2 thumbsup

    ReplyDelete
  2. Sist, 2 credit scene after credit title isi nya apa sist ? W keluar buru" sist. Abis malem bgt waktu itu.. Btw, reviewnya keren sist.

    ReplyDelete
  3. Sist, 2 credit scene after credit title isi nya apa sist ? W keluar buru" sist. Abis malem bgt waktu itu.. Btw, reviewnya keren sist.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts