Resensi Buku Metropop : RESIGN!
Jujur, awalnya saya tidak
tertarik sama sekali dengan buku ini, waktu ke gramedia kemarin teman saya yang
kerja disana nawarin buku ini, katanya bagus, cuma Vanda belagu. Berdalih
bilang : ah gak seru, penulisnya gak kenal gitu gue, siapa coba Almira
Bastari?. Dia cuma bilang : yaudah, jangan nyesel loh, nanti kalau lo ternyata
suka, SALIM sama gue! Dan malam ini karena ada jadwal ke gramedia untuk
“nebus” Perahu Kertas-nya Sapardi Djoko Damono, saya memutuskan untuk salim ke
teman saya ini, KARENA SAYA SUKA BANGET CERITA RESIGN!!!!!!!
Kenapa saya akhirnya
memutuskan beli buku ini? Karena review positif dari berbagai teman-teman baik
di Instagram, blog sampai group whatsapp yang HEBOH banget ceritain cungpret.
Untungnya, ada discount 90% playbooks dan saya beli seharga 4.000
rupiah berapa perak gitu saya lupa. Dan ini menjadi EBOOK PERTAMA yang saya baca tuntas hanya hitungan jam.
RESIGN! Menurut kalian
apa itu resign? Menurut para cungpret yang terdiri dari Alnarita, Carlo, Andre
dan Karenina, resign adalah kata WAJIB mengingat bos mereka yang sombong,
arogan, suka memerintah, suka merevisi, gila kerja dan gila deadline, yang
masih muda, bernama Tigran. Untuk ukuran bos muda, Tigran dari tampilan luar adalah
idaman para wanita, pekerja keras, tampan, bertubuh bagus dan cool! Namun, jika
kalian adalah anak buahnya, kepribadian luar itu langsung dibuang jauh-jauh.
Dijadikanlah kompetisi
untuk para cungpret “siapa yang duluan resign” dan motivasinya adalah : yang
terakhir resign harus traktir makan dan traktirnya itu di tempat yang mahal
banget sampai mereka takut menjadi yang terakhir. Segala upaya mereka lakukan
supaya bisa interview kerja, namun sayangnya, bos mereka yang instingnya LUAR
BIASA itu selalu tahu segala gerak-gerik anak buahnya sampai setiap interview
mereka dimanapun, mereka pasti gagal!
Lalu, siapa yang bakalan
resign duluan dan siapa yang terakhir? Nah ini, mesti baca, karena endingnya
plot twist abis!
Baca Resign! Membuat saya
senyum-senyum gak karuan di atas kasur dan kalau ada adegan kode-kodean antara
Tigran dan Alnarita, saya sampai tutup bantal, ini siapa yang digombalin, siapa
yang deg-deg dan tersipu haha. Romantisme yang dibangun oleh penulis tidak
dibuat-buat sehingga gak ada kesan lebay, hanya mengalir begitu saja. Untuk
kisah keseharian Cungpret di kantor pun gk beda jauh sama keseharian setiap
insan manusia di dunia perkantoran, yaitu : capek kerja, pengen resign ah! Atau
duh masa si bos kemarin sama cewek di CGV Teras Kota, gilak siapa ya ceweknya?.
Isinya gossip perkantoran
saat makan siang, keluhan kerja yang gak habis-habis, kesel dimarahin bos atau
deadline yang luar biasa mepet. Jadi, penulis sebenarnya hanya mengambil tema
yang biasa saja namun diolah dengan cerita yang ngocok perut dan bikin gemas.
Saya juga suka judul setiap bab-babnya dan penggalan quotes-quotes di setiap pembuka bab, seperti :
Apa yang sudah
kamu kerjakan sampai kamu merasa pantas mengajukan cuti?” – Bos Arogan
Gosip itu
seperti energi – tidak mungkin dihilangkan, tapi dapat berpindah dan berubah
bentuk” – Hukum Fisika Cungpret
Seburuk-buruknya
bos, suatu saat ada baiknya juga, walaupun cuma setitik.” – The Cungpret yang
sudah kenyang berkarier
So
far, buku ini sangat amat menghibur, sangat malah! Tapi sayangnya, 286 halaman
itu tidak cukup untuk saya. Saya ingin lebih banyak cerita tentang mereka dan
tentu saja kisah Tigran dan Alnarita, semoga ada RESIGN! Yang kedua dan semoga
juga di resign kedua pakai sudut pandang si bos arogan, karena di buku ini,
tokoh aku adalah Alnarita. Ujungnya, saya sayang sama semua karakternya, mereka
benar-benar karyawan yang fun dan support teman mereka abis-abisan. Akhir kata, buku
ini sangat amat wajib dibaca buat kalian sebagai penghiburan ketika suasana
kantor sedang suntuk, kalau tetap suntuk setelah baca, RESIGN aja! hehe
Judul Buku : Resign!
Penulis : Almira Bastari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Hal : 286 halaman
Peresensi : Vanda Deosar
Judul Buku : Resign!
Penulis : Almira Bastari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Hal : 286 halaman
Peresensi : Vanda Deosar
Comments
Post a Comment