RESENSI - LETHAL WHITE - MISTERI PEMBUNUHAN "KUDA PUTIH"
- RESENSI INI TERBIT DI KABAR MADURA PADA 31 OKTOBER 2019 -
“Aku
tidak akan kehilangan segalanya lagi, sekali lagi” (Robin : Hal. 348)
Di
tahun 2019, telah hadir sebuah petualangan baru dari detektif partikelir
berkaki 1, Cormoran Strike dengan partnernya Robin Ellacott. JK. Rowling, sang
penulis yang memakai nama pena Robert Galbraith berhasil menghadirkan kembali
misteri baru di London. Kali ini, ia menulis sebuah cerita yang mengangkat
pembunuhan seorang Menteri, dan membawa kedua detektif ini ke banyak konspirasi
politik, organisasi sayap kiri, pro-kontra olimpiade, keluarga terpandang,
kuda-kuda, dan bocah yang “gila”.
Suatu
hari ketika Strike sedang bekerja di kantornya, Billy, seorang pemuda dengan
gangguan kejiwaan datang untuk meminta bantuan Strike menyelidiki kejahatan
yang dilihatnya semasa kecil. Walaupun Billy jelas-jelas sakit parah, ada kesan
tulus pada dirinya dan cerita yang dia sampaikan sehingga membuat Strike resah.
Namun, sebelum Strike sempat menanyanya lebih jauh, Billy kabur dengan panik
dari kantornya.
Strike
yang sekarang menjadi seorang detektif terkenal pun banyak mendapat pekerjaan,
sehingga pada akhirnya cerita Billy dan anak perempuan yang mati dicekik
sedikit terlupakan. Karena butuh menstabilkan keuangan bironya, Strike menerima
tawaran pekerjaan dari seorang Menteri mengenai dirinya yang sedang diperas
sekitar 40.000 dollar. Dirinya diperas dari 2 sisi, 1 sisi menginginkan dia
harus mundur dari parlemen dan 1 sisi menginginkan uangnya. Strike mencoba
mendapatkan foto-foto yang menjadi bahan pemerasan tersebut, foto yang dulu
kasus ini tidak legal, namun di jaman ini sudah illegal.
Suatu
pagi, Menteri tersebut dinyatakan meninggal bunuh diri. Keluarganya tidak
menerima dan meminta jasa Strike, sekali lagi, untuk mencari siapa pembunuhnya.
Bersama dengan partnernya, Robin, Strike berkeliling London sampai ke pedesaan
terpencil untuk menemukan bukti-bukti. Dan terbukti bahwa pemeras itu adalah
kakak dari Billy, bernama Jimmy. Dengan penyamaran-penyamaran dan bukti-bukti
yang didapat, Strike dan Robin berhasil mengungkap keseluruhan misteri mulai
dari cerita Billy, pembunuhan Menteri, foto-foto pemerasan sampai misteri
“lethal white”.
“…adalah
hal yang mulia, untuk diberikan harapan, ketika semua tampak hilang”.
Novel
misteri setebal 700 halaman ini diramu dengan baik oleh Robert Galbraith.
Pembaca ikut merasakan emosi ketika Strike mendapati jalan buntu, atau ketika
Robin yang sekali lagi, harus disakiti oleh suaminya, secara emosional. Pembaca
akan dibuat ikut merasakan keputusasaan, harapan, keyakinan, perasaan untuk
menebak-nebak bagaimana akhir semua ini. Penggambaran detail tentang tepat, waktu,
dan suasana juga dirinci dengan baik.
Diakhiri
dengan ending yang luar biasa, sepertinya novel keempat ini yang terbaik dari
seluruh seri Cormoran Strike. Alur yang lambat tidak membuat pembaca bosan,
malahan, terus berkeinginan membaca dan membaca sampai habis. JK. Rowling,
benar-benar seorang penulis yang handal, lewat Harry Potter, ia dapat
menciptakan dunia sihir yang akan terus dikenang, dan sekarang, lewat Cormoran
Strike, ia menciptakan Sherlock Holmes jaman milenial yang pasti akan terus diingat,
tak hanya di London, tapi di seluruh dunia.
Comments
Post a Comment