ULASAN LOVE AND MONSTERS - PETUALANGAN BERTEMU CINTA DI TENGAH PARA MONSTER


Ternyata Dylan O'Brien aktor yang "suka" dikejar oleh monster, selain lari dari Grievers di trilogi Maze Runner, dia harus "kucing-kucingan" dengan monster di Love And Monsters. Uniknya, film ini masuk nominasi oscar untuk kategori Best Visual Effects. Setelah menyaksikannya di salah satu platform streaming pada April 2021, saya mengerti kenapa film ini dapat masuk dalam kategori tersebut, selain monsternya "seram" namun, mereka sangat "lucu" dan bikin gemas, dibuat dengan baik dan rapi oleh CGI yang memukau.

Love and Monsters masuk dalam kategori action-comedy-romance karena memang film ini dibalut dengan cerita menarik yang unik, dan mengemas genre tersebut masing-masing dengan baik. Disutradarai oleh Michael Matthews yang menangani Five Fingers for Marseille (penerima 10 nominasi di festifal film Africa), Love and Monsters menjadi film yang patut ditonton untuk menemani akhir pekan, dan dapat diulang kembali karena menyenangkan.

Film bercerita tentang manusia yang harus tinggal di bawah tanah (disebut bunker) karena binatang berdarah dingin bermutasi menjadi monster besar, ada siput dan kodok yang sebesar rumah, sampai ulat yang bermeter-meter, dan makanan mereka adalah manusia. Kejadian ini memaksa Joel (Dylan O'Brien) berpisah dengan kekasihnya Aimee (Jessica Henwick), Joel bersama kedua orangtuanya meninggalkan Fairfield untuk berlindung, sayangnya, orangtua ia terbunuh. 

7 tahun kemudian, umat manusia yang tersisa mencoba bertahan dari monster, Joel menjadi koki di bunkernya, Joel merasa sedikit tidak berguna dan cemburu dengan teman-temannya, karena mereka semua berpasangan dan mempunyai peran yang penting. Setiap hari selama 7 tahun, Joel mencoba menghubungi Aimee lewat radio, sampai setahun belakangan, ia berhasil. Dengan tekad kuat dan yakin bahwa Aimee masih mempunyai rasa yang sama dengannya, Joel memutuskan pergi ke bunker Aimee dengan jarak 85 mil. 

Ide gila ini tentu ditentang oleh semua teman-temannya, Joel yang mempunyai rasa takut tinggi akan monster melebihi manusia lainnya, diyakinkan tidak akan bertahan hidup jika pergi keluar. Namun, demi cintanya ke Aimee, Joel mengemas barang-barangnya dan berpamitan. Joel berbekal senjata panah yang bahkan ia tidak tahu cara memakainya dan buku berisi keterangan monster yang ia gambar.

Di perjalanan, ketika ia sedang lari dari monster kodok, ia diselamatkan oleh seekor anjing bernama Boy. Bersama Boy, Joel berpetualang. Untungnya, ia bertemu dengan 2 orang lainnya, seorang ayah dan anak bernama Clyde (Michael Rooker) dan Minnow (Ariana Greenblatt), yang sedang berjalan menuju gunung, menurut mereka, di pegunungan monster-monster lebih sedikit. Mereka mengajari Joel pertahanan dasar dan cara membunuh monster. Minnow memberikan informasi bahwa tidak semua Monster jahat, dia berkata : kau dapat melihat dari mata. Mereka mengajak Joel untuk ikut mereka, dibanding harus menemui Aimee, yang belum tentu masih mencintai Joel, namun Joel bersikeras tetap ingin menemui Aimee. 

Perjalanan Joel dan Boy menjadi mencekam seiring waktu. Joel berusaha tetap bertahan hidup demi bertemu Aimee. Peran Dylan disini sungguh mengingatkan dengan Maze Runner, kegigihannya demi memperjuangkan yang menurutnya benar patut diacungi jempol. Perjalanan Joel menggambarkan banyak hal, salah satunya, tentang cinta. Terkadang manusia lupa, terlalu sibuk mengejar cinta, dan tidak sadar sebenarnya sedang meninggalkan banyak hal, salah satunya : cinta yang lebih tulus. 


Film berdurasi 109 menit ini sangat menghibur. Dengan akhir yang mengharukan, sepertinya film ini akan dibuat sekuelnya, karena berpotensi untuk dieksplorasi lebih jauh. Masih banyak tempat dan monster lain yang belum ditampilkan di film ini. Film ini sangat saya rekomendasikan karena berisi pesan dan cerita yang ringan, sangat cocok untuk ditonton bersama keluarga. 

Jika sudah nonton, jangan lupa komen dan bagi pendapat kalian di blog ini ya!


Comments

Popular Posts