ULASAN DRAKOR JUVENILE JUSTICE - MEMVONIS PARA PELAKU KRIMINAL ANAK SECARA MAKSIMAL

Di tahun 2022, Netflix merilis Juvenile Justice sebagai drakor originalnya yang berisi 10 episode dan mengusung tema tentang hakim yang harus memberikan sanksi pidana terhadap pelaku kriminal anak. Hong Jong-Chan yang duduk sebagai sutradara telah menghasilkan 8 drakor yang banyak sukses di pasaran. Diperankan oleh Kim Hye-Soo, Kim Moo-Yul, Lee Sung-Min dan Lee Jung-Eun. 

10 episode dalam drakor ini menceritakan kasus besar yang pernah terjadi di Korea, diantaranya kasus pembunuhan anak usia 8 tahun, kasus bocornya soal ujian dan kasus pelemparan batu bata. Meski mengambil dari kisah nyata yang ada di Korea, namun detailnya tetap beda. 

Pada episode 1 dan 2, penonton akan diperlihatkan kasus pembunuhan dan mutilasi anak usia 8 tahun yang dilakukan oleh anak SMP berusia 14 tahun, dengan pembelaan gangguan mental dan hukum maksimal penjara bagi anak dibawah usia 14 tahun, vonis dijatuhkan hanya 2 tahun dan tidak masuk penjara, melainkan pembinaan di lembaga penanganan khusus anak Korea. Memang sangat tidak adil, betapa perih orangtua dan hancurnya hidup, terutama Ibu ketika menemukan anak semata wayangnya dimutilasi tanpa alasan apapun. Publik Korea pun mengecam dan meminta untuk merevisi UU tentang pidana anak. 

Lanjut ke episode 3, kasus KDRT kerap terjadi, dan beberapa korban karena takut biasanya urung untuk melapor. Namun, kedua hakim yang menangani kasus tak tinggal diam dan mereka membongkar serta menguatkan sang anak untuk berani dan memberitahu bahwa ia korban, ia adalah pihak yang paling rugi.

Pada beberapa episode kedepan, alur yang diceritakan lewat menit demi menitnya sangat membuat penonton marah dan sedih. Apalagi ada kasus yang divonis secara tidak adil hanya karena seorang hakim tidak mau berlama-lama mengurus sebuah kasus yang sama. Namun, karakter utamanya walau dingin dan terkesan kejam, sangat perhatian, tsundere gitu lah. Ditemani rekan juniornya yang sangat perhatian dan peduli. 

Pada 2 episode terakhir, kasus pemerkosaan massal akan menjadi kasus yang menurut saya paling menyesakkan dan membuat marah. Pelaku nggak cuma memerkosa, namun menjual video tersebut dan melakukan tindak prostitusi dalam mengancam korban. Benar-benar biadab. 

Pada akhirnya, Juvenile Justice memberi pesan moral bahwa lingkungan utama yang membentuk anak adalah orangtua. Orangtua yang berperan besar dalam mendidik anak. Namun, anak juga berperan dalam berperilaku dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Tontonan Netflix yang sangat bagus untuk memulai 2022!

Comments

Popular Posts