Resensi - HAPPY LITTLE SOUL - Belajar sabar dengan Kirana
Adalah impian
setiap ibu untuk membuat anaknya bahagia, itu pula tak lepas dari keinginan ibu
Retno Hening yang tergolong jauh dari sempurna, tapi selalu memberikan terbaik
untuk anaknya Mayesa Hafsah Kirana, anak menggemaskan berumur 3 tahun yang
akhir-akhir ini terkenal di sosial media, khususnya instagram.
Terkenalnya
Kirana di sosial media, mempertemukannya dengan Gagas Media dan ditawarkan
untuk menuangkan kisah suka dan susahnya menjadi Ibu untuk seorang anak yang
mempunyai penyakit dermatitis atopik,
Kirana berbeda dengan anak seusianya, sampai berumur 3 tahun, jam tidur Kirana
masih berantakan dan alergi dengan banyak makanan.
Buku ini tidak
bermaksud menggurui atau menasehati, buku ini lebih tepatnya untuk berbagi.
Berbagi pengalaman dan keceriaan. Terbagi menjadi beberapa bab, berkertas
warna-warni, dan bersampul biru dengan animasi wajah Kirana yang menggemaskan
membuat saya tertarik untuk memiliki dan membacanya.
Dimulai dengan
kisah kegugurannya Ibuk, sedih, stres dan menyalahkan diri sendiri tidak
membuat Ibuk menyerah untuk mendapatkan seorang anak kembali. Ibuk, begitu
Retno Hening disapa, berdoa dan terus merayu Allah SWT, memperbanyak ibadah,
semua dilakukan untuk mendapatkan bayi sebelum suami pergi ke Oman dan 6 bulan
bekerja disana. Dan akhirnya doa
pun terjawab.
Kirana memang
masih 3 tahun, namun dia sudah pandai berbicara, ini tidak terlepas dari peran
Ibuk, ketika masa kehamilan, Ibuk selalu membacakan dan memperdengarkan ayat
suci Al-Quran, Ibuk berjanji untuk 3 kali hatam selama 9 bulan, susah memang,
diserang kemalasan, mual dan sakit-sakit lainnya, namun demi buah hati, Ibuk
terus menjalakannya. Ibuk juga membacakan berbagai cerita dan terus
berkomunikasi dengan Kirana. Ketika Kirana lahir sampai berumur 1 tahun, Ibuk
membacakan cerita-cerita untuk Kirana, buku-bukunya pun sudah terpilih, bukan cuma ceritanya, namun
juga bahan dan kertas buku tersebut. Ibuk juga sering menceritakan hari-harinya
kepada Kirana.
“Sebentar, Nak.
Ibu nggak tahu ini artinya. Ibuk cari dulu ya” lalu saya mencari di google atau
membuka kamus.
Biasanya Kirana
berkata “Coba ibu cari di hape ibuk” ketika saya belum tahu jawabannya.
Atau
“Naik ini
cokelat. Kirana nggak bisa makan ini ya, Nak. Nanti gatal. Kita kembalikan ya
sayang”
“bye-bye
cokelat. Byeeee cokelat.” (hal. 50)
Ketika
teman-teman yang lain bisa makan apapun, Kirana tidak bisa. Bahkan tomat yang
baik untuk kesehatan pun Kirana tidak bisa. Kirana sering bertanya kenapa dia
tidak bisa menjadi seperti teman-temannya yang dapat tidur dengan mudah, tidak
gatal dan garuk-garuk serta dapat memakan apapun yang mereka sukai, ini juga
disiasati dengan kalimat “It’s okay. I am
SPECIAL” atau “I Like the way I am”.
Menjadi ibu
rumah tangga dengan berbagai kegiatan di rumah juga semakin sulit ketika Kirana
sudah bisa berjalan dan terkadang tidak mau ditinggal, ini disikapi dengan
mengajak Kirana juga melakukan hal yang ibuk lakukan. Seperti saat Ibuk
bersih-bersih, Kirana juga ikut-ikutan bersih-bersih, ketika memasak, Kirana
diberikan bawang putih untuk dikupas, atau membuang sampah, hasilnya tentu saja
tidak seperti yang diharapkan, namun Kirana merasa dirinya punya peran penting
dan tidak diabaikan. Ini juga dapat sekaligus mengawasi Kirana agar tidak garuk-garuk.
“Children don’t
need more things. The best toys a child can have is a parent who gets down on
the floor and plays with them.”
(Hal. 87)
Menjadi seorang
Ibuk juga butuh kesabaran tinggi, ketika Kirana tak bisa tidur di malam hari
dan terus menangis, menggaruk-garuk, tak jarang Ibuk malah marah-marah dan akhirnya
berujung dengan penyesalan. Retno Hening membagikan tips-tipsnya seperti
istighfar, menyadari bahwa Kirana adalah ladang pahala dan memosisikan diri
sebagai Kirana.
Banyak juga
hal-hal yang diberikan dalam buku ini, seperti bagaimana berkomunikasi dengan
baik agar anak mengerti, peran ayah dalam menjaga buah hati, mainan-mainan yang
dibuat sendiri untuk mengedukasi anak serta resep-resep makanan. Diselipkan
juga berbagai hadist dan firman Al-Quran untuk memahami bahwa Kirana adalah
anugerah dari Allah SWT dan membuat kita, sebagai orang tua nantinya untuk
selalu bersyukur.
Saya sangat suka
kalimat terakhir dalam buku ini :
“Berbahagialah
Ibu. Anak yang bahagia pasti dibesarkan oleh seorang ibu yang tidak lupa
berusaha membahagiakan dirinya juga. Berbahagialah karena, bagaimanapun,
anak-anak yang dianugerahkan Allah adalah langkah penguat yang akan selalu
membersamai kita.” (Hal. 194)
Ibu muda atau
yang sudah lama menjadi ibu atau bahkan saya yang suatu saat menjadi ibu (in
shaa Allah, aamiin) saya sangat merekomendasikannya, selain bukunya fun, isinya pun sangat bermanfaat.
Terima kasih Ibuk dan Kirana!
JUDUL BUKU : HAPPY LITTLE SOUL
PENULIS : RETNO HENING
JUMLAH HALAMN : 194
PENERBIT : GAGAS MEDIA
Comments
Post a Comment