RESENSI - PARADIGMA - DRAMA PSIKOLOGI DARI SYAHID MUHAMMAD


 RESENSI INI TERBIT DI KABAR MADURA PADA 29 JANUARI 2019 -


Ada yang memaafkan dan dimaafkan. Tak ada seorang pun yang bisa memesan takdirnya sendiri. Tak ada yang ingin menjadi terdakwa atas sebuah tragedi, pun taka da yang bisa menghindari takdir. Semua orang bisa menjadi korban sekaligus pelaku. (Hal. 268)

Pertama kali mendengar nama Syahid Muhammad, saya pikir Ia adalah seorang penulis romantis dengan percintaan ala remaja. Nyatanya, Ia menuliskan sesuatu yang jauh dari itu. Paradigma adalah buku ke-4, namun menjadi novel tunggal keduanya setelah Egosentris. Novel ini terbit pada bulan September, tak jauh dari hari peringatan penyakit mental pada bulan Oktober, yang ternyata buku ini sangat amat nyambung dengan berbagai penyakit mental.

Cerita diawali dengan sudut pandang Anya, seorang wanita penyuka puisi yang juga menyukai sahabat lelakinya, Rana, pemuda yang dianggap aneh dan penyuka sesuka sesama jenis walau sebenarnya ia punya pacar cantik dan populer di kampus, bernama Ola. Anya harus menahan perasaannya ketika setiap hari harus bertemu Rana, sedangkan di lain sisi, Ola harus selalu menahan kecemburuannya, karena kekasihnya selalu menghabiskan waktu dengan wanita lain, kecemburuannya berujung pada sikap egois dan posesif.

“lebih susah mengubah orang sesuai keinginan kamu daripada menahan orang yang enggak ingin digenggam. Meski gitu, keduanya punya risiko yang sama, yaitu kehilangan.” (Hal. 61)

Bukan hal umum jika Rana dianggap gay oleh teman-teman di kampusnya, Rana selalu bersikap lembut, dengan kulit putih dan bersih, serta hanya mau berteman dengan wanita. Satu-satunya teman lelaki yang Ia miliki hanya Aldo, dan dengan Aldo lah seluruh teman kampusnya menganggap mereka sebagai sepasang kekasih laki-laki.

Rana, sebagai tokoh utama disini, adalah pusat dari cerita semua orang, setiap bab dialurkan oleh sudut pandang orang-orang terdekat Rana. Bagaimana Rana di mata mereka dan bagaimana mereka masing-masing menyayangi Rana. Di lain sisi, Rana yang misterius dan terlihat sangat cuek, tidak begitu peduli dengan setiap pendapat apalagi pandangan orang-orang lain akan hidupnya.

Rana menyukai gambar, jika Anya menulis puisi, Rana menggambarkan hasil tulisan Anya. Di lain kota, terdapat Ikrar yang juga menyukai gambar, dan anehnya setiap gambar Rana dan Ikrar selalu berkaitan, bahkan beberapa gambar mereka selalu sama. Keanehan ini terus menerus terjadi, yang akhirnya mempertemukan Rana dan Ikrar. Siapakah mereka dana pa hubungan mereka berdua?

Awalnya, saya pikir ini hanya sebuah novel cinta-cintaan ala remaja kampus yang dibumbui oleh kecemburuan, pihak ketiga dan segala macam yang berkaitan dengan cinta monyet. Nyatanya, di pertengahan cerita sampai akhir, saya dibuat tercengang. Buku ini banyak mengajarkan hal-hal yang sebenarnya ada di sekitar kita, namun tidak kita sadari sebelumnya. Perubahan mood yang naik-turun, kepribadian ganda, sampai kecemasan yang berlebihan, ternyata bisa terjadi kepada diri kita sendiri, dan orang-orang yang kita cintai.

Trauma masa kecil dari Rana dan Anya, sampai kepribadian Ola yang bermasalah diurai satu per satu menjadi benang-benang yang semakin lama semakin tersambung. Karakter mereka yang terbentuk dari lingkungan yang keras akhirnya membuat mereka menjadi seperti sekarang, saling menghancurkan satu sama lain, namun, ternyata kehancuran itu mau tidak mau menjadi pengikat bagi mereka.

Cerita masa Rana adalah inti dari buku dengan 310 halaman ini. Dan, akhir ceritanyalah yang membuat saya tidak habis pikir. Dari awal membaca, saya tidak pernah berpikir bahwa cerita yang disajikan serumit ini, namun diolah secara sederhana dengan setiap kata-katanya yang puitis.
Jika kalian sering melihat teman-teman yang sepertinya mempunyai penyakit mental, buku ini wajib masuk ke dalam salah satu daftar bacaanmu. Buku ini tidak menuntut banyak, hanya perlu dinikmati dan dipahami, setiap katanya mampu menyihir dan tahu-tahu Anda sudah berada di bagian akhir! Selamat membaca…

JUDUL                       : PARADIGMA

PENULIS                   : SYAHID MUHAMMAD
PENERBIT                : GRADIEN MEDIATAMA
JUMLAH HAL          : 310 HALAMAN
CETAKAN                 : PERTAMA, SEPTEMBER 2018
PERESENSI               : VANDA DEOSAR

Comments

Popular Posts