RESENSI - ADRIFT - KISAH TEROMBANG-AMBING DI LAUTAN 41 HARI
- RESENSI INI TERBIT DI HARIAN SINGGALANG 09 SEPTEMBER 2018 -
Cover dari Goodreads |
Para pelaut tidak tinggal lama di satu tempat--mereka selalu berkelana. (Hal. 2)
Apa saja
buku cerita tentang survival orang
yang berhasil selamat dari garis hidup-mati yang pernah kalian baca? Everest? Between a Rock and a Hard Place? atau Alive?. Jika kalian suka
dengan kisah biografi orang yang telah berpetualang dan selamat dari berbagai
macam cobaan yang tragis, Adrift adalah buku yang harus kalian baca
selanjutnya.
Cerita
dimulai oleh Tami Oldham dan Richard Sharp yang bertemu di Tahiti. Tami seorang
definisi : My Life My Adventure
sesungguhnya. Bermodal seadanya, Tami meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi
berpetualang kemanapun yang dia inginkan dengan menghasilkan uang hasil kerja
serabutan. Sedangkan Richard, seorang pelaut berpengalaman yang juga suka pergi kemanapun angina membawa. Suatu saat, mereka
bertemu di dermaga dan saling menyukai sampai akhirnya memutuskan untuk dinner dan setelahnya berkencan
sungguhan.
Richard
kemudian ditawari pekerjaan, untuk memulangkan sebuah kapal milik pasangan
kaya. Kapal Hazana milik mereka harus dibawa dari Tahiti ke rumah mereka di San
Diego, yang kebetulan rumah Tami juga. Perjalanan impian bagi Tami yang suka
bertualang, dan Richard yang memang seorang pelaut, serta imbalan uang yang akan
mereka dapatkan kali ini mampu memuaskan “ego” mereka tentang menjelajahi
lautan.
Dalam
perjalanan yang berlangsung pada tahun 1983 tersebut, keduanya terjebak dalam
Badai Raymond yang kemudian merusak kapal, memberikan luka yang cukup parah,
dan membuat mereka terombang-ambing di lautan luas selama 41 hari. Dengan
minimnya harapan untuk datangnya kapal yang dapat menyelamatkan mereka, Tami
Oldham dan Richard Sharp harus berusaha bertahan hidup dengan sisa makanan yang
masih dapat ditemukan di kapal mereka sekaligus menyusun rencana untuk dapat
menemukan daratan.
Apa yang
paling berbahaya dari terombang-ambing di lautan? Mungkin jawaban yang tepat
adalah : berharap dan berhalusinasi. Sering kali Tami, berhalusinasi melihat
kapal lewat, daratan terdekat dan bahkan seseorang. Tami yang harus berjuang
untuk menjaga agar kapal tetap berlayar, mengobati luka Richard dan menyelam
untuk mendapatkan makanan. Tami tidak membiarkan dirinya merengek sekalipun,
Tami berjuang mati-matian agar mereka berdua dapat selamat.
Banyak
kisah nyata yang sudah dituangkan ke dalam buku maupun film, namun apa yang
membuat buku ini begitu istimewa? Buku ini tidak hanya menceritakan tentang
pertahanan hidup dari seorang karakter utamanya, namun alur cerita yang
maju-mundur dengan romansa Tami dan Richard, justru menjadi penguat inti
cerita. Dengan dikisahkannya kisah cinta mereka, pembaca menjadi mengerti
bagaimana karakter Tami terbentuk dan tetap dapat bertahan walau terapung tidak
jelas selama 41 hari. Dan, terakhir, walau membaca sebuah kisah nyata dan
seolah-olah pembaca harus “dipaksa” mengikuti alurnya sampai selesai, di akhir
justru pembaca dibuat tercengang dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Tami
di 41 hari terombang-ambing.
Cerita
dalam buku Adrift, menggunakan sudut pandang aku - oleh Tami Oldham dan
bersetting di tahun 1980-an. Adrift pun diangkat dari kisah nyata yang dialami
oleh Tami dan Richard. Sampai saat ini, Tami masih menjadi seorang pelaut dan
tak berhenti untuk berpetualang. Buku ini sudah di film-kan dan di perankan
oleh Shailene Woodley dan Sam Claflin sebagai aktor utamanya. Saya sangat
merekomendasikan untuk membaca dan menonton filmnya, keduanya sangat menarik
dan mengajarkan banyak hal, terutama tentang bertahan, cinta dan hidup.
Judul
Buku : ADRIFT
Pengarang
: Tami Oldham
Ashcraft dan Susea McGearhart
Penerbit
: Qanita
Jml. Hal
: 264
Cetakan : Pertama, Juli – 2018
ISBN : 9786024021252
Harga : Rp. 46.750 (mizanstore.com)
Peresensi
: Vanda Deosar
Comments
Post a Comment