RESENSI - FIVE FEET APART (SATU SETENGAH METER) - KISAH CINTA YANG BERJARAK
- RESENSI INI TERBIT DI KABAR MADURA PADA 16 Juli 2019 -
Five
Feet Apart mendapat apresiasi yang baik saat pertama kali diluncurkan 20
November 2018, tak mau ketinggalan, Gramedia Pustaka Utama langsung
menerjemahkan dan menerbitkannya di tahun 2019 dengan kaver unik berbentuk
paru-paru. Novel ini termasuk dalam jenis young adult yang paling diminati
karena ceritanya tentang sebuah perjalanan hidup remaja yang terserang penyakit
langka, megajarkan bagaimana mencintai tanpa batas walau fisik membatasi dan
persahabatan indah.
Bercerita
tentang Stella Grant dan Will Newman yang menderita CF (Cystic Fibrosis),
penyakit ini adalah penyakit langka yang ada di dunia, dimana penderita
mengalami kelebihan lendir dalam tubuh. Bilamana manusia normal mempunyai
lendir yang berfungsi untuk pelicin, penderita CF, atau biasa disebut CF-ers,
mengalami penyumbatan dalam organ vital karena
kelebihan tersebut. Otomatis yang terserang paling utama adalah
paru-paru.
Jika
penderita kanker bisa saling menyentuh, sesama CF-ers diharapkan tidak boleh
menyentuh dan harus terpisah dengan jarak 2 meter. Karena batuk dan virus
mereka bisa saling membahayakan. Namun, penderita CF bisa berdekatan dan
beraktifitas normal dengan yang bukan penderita. Membaca buku ini, pembaca akan
dibawa bersyukur karena menjalani hidup yang sehat.
Sudut
pandang dari buku dipakai oleh Stella. Kehidupan keseharian Stella sungguh
sangat menyiksa. Bangun pagi untuk minum puluhan obat, memakai vest
untuk membantu mengeluarkan dahak, tidak dapat berolahraga atau aktifitas yang
berat dan serangkaian kegiatan penyembuhan, yang Stella tahu bahwa tidak ada
obat untuk dirinya. Namun, Stella tidak pernah menyerah, dengan channel
youtubenya, ia tetap semangat membagikan kehidupan CF-nya dan mempunyai banyak
penggemar yang selalu setia mendengarkan kisahnya.
Suatu
hari, datang pasien baru bernama Will Newman yang sudah menderita CF stadium
paling akhir. Will mendapat terapi khusus penyembuhan (ini hanya ada dalam
buku, di dunia nyata sudah dipastikan tidak ada). Namun, Will tidak peduli. Ia
tetap tidak meminum obatnya dan melanggar semua peraturan rumah sakit. Melihat
hal ini, Stella menjadi geram, karena banyak sekali penderita CF yang
menginginkan posisi Will. Dan karena OCD (Obsessive Compulsive Disorder) yang
juga dideritanya, Stella akhirnya berkeinginan membantu Will, dan Will meminta
imbalan untuk menggambar Stella.
Banyak
menghabiskan waktu berdua, Will dan Stella akhirnya jatuh cinta. Tentu saja,
kisah mereka ditentang oleh banyak pihak, terkecuali Poe, sahabat Stella yang
juga pasien CF. Poe membantu Will dan Stella kencan, dengan mengalihkan
perhatian para staf rumah sakit. Will dan Stella yang karena lelah dengan jarak
2 meter akhirnya memutuskan untuk menguranginya menjadi satu setengah meter dan
bergandengan tangan dengan memakai tongkat biliar diantara mereka. Awalnya
semua berjalan normal, namun kematian Poe mengubah segalanya.
Five
Feet Apart mungkin bukan novel terbaik dan termasuk novel yang kacangan dengan
premis biasa saja. Namun, membacanya, kita menjadi banyak tahu tentang berbagai
penyakit dan bagaimana cara menjalani hidup ketika menghadapi sebuah penyakit,
lewat pandangan Stella. Dan tentu saja nomor satu yang ditegaskan disini adalah
rasa bersyukur bahwa kita tidak menderita CF. Five Feet Apart tidak membuat
kita lemah karena suatu penyakit. Ketiga penulis novel ini, mengedepankan
bagaimana pembaca untuk memanusiakan penyakit.
Judul : Five Feet Apart
Judul
Alternatif : Satu Setengah Meter
Penulis : Rachael Lippincott, Mikki Daughtry, Tobias Iaconis
Penerjemah : Daniel Santoso
Penyunting : Tri Saputra Sakti
Desain
Sampul : Sukutangan
Penerbit : GPU
Terbit : Maret 2019
Tebal : 328 hlm
Peresensi : Vanda Deosar
Comments
Post a Comment