ULASAN SERIAL - BLACK MIRROR : BANDERSNATCH - PILIH SENDIRI CERITAMU


Sebut 3 serial yang bikin saya jatuh cinta, maka Black Mirror menjadi nomor 3 setelah Game Of Thrones dan Sherlock. Di penghujung tahun kemarin, dunia Black Mirror menghadiahkan para fansnya dengan spin off berjudul : Bandersnatch yang tidak masuk di musim manapun dan berdiri sendiri. Black mirror adalah sebuah serial televisi yang dapat di tonton di Netflix bercerita tentang kemajuan teknologi, dengan genre Sci-Fi. Black mirror pada dasarnya hanya serial dengan episode berbeda pada tiap musimnya, jadi kalian yang baru kenal dengan Black Mirror, kalian bebas mau nonton yang mana saja karena Black Mirror adalah antologi.

Edisi special Bandersnatch ini menyajikan fitur dimana penonton dapat memilih jalan cerita sendiri. Sebenarnya, pengalaman ini sudah banyak diterapkan ke berbagai aplikasi, sebut saja buku dan video games. Namun uniknya, film ini membuat penonton harus stay depan layar dan membutuhkan remote atau mouse. Alih-alih disuruh diam dan menonton seperti biasanya, penonton harus menentukan tokoh utama untuk berbuat sesuatu dalam melanjutkan cerita. Contohnya saat saya menonton, saya disuruh pilih lagu atau sarapan pagi untuk sang tokoh utama, atau lebih kerennya lagi, saya yang menentukan dia diterima kerja atau tidak. Dan ini adalah salah satu trik marketing dari Black Mirror untuk mengurangi pembajakan, penonton harus menonton di Netflix dan berlangganan untuk menikmatinya.

Bandersnatch adalah nama monster yang berada di dunia Alice and Wonderland. Cerita Bandersnatch memakai setting tahun 1984. Kisah ini berkaitan dengan tokoh utama, bernama Stefan Butler seorang programmer dan ingin mewujudkan cita-citanya untuk membuat video games berjudul Bandersnatch. Untuk kelanjutannya? Ya penonton sendiri yang memilih mau dibawa kemana dengan ending yang bagaimana.

Sejujurnya, pengalaman menonton ini melelahkan untuk saya, karena saya harus stay dan terus memegang remote untuk mengendalikan. Saya pernah coba untuk tidak memilih dan membiarkan mereka memilihkan cerita untuk saya, tetapi akhirnya tidak seru karena mereka memilihkan ending yang “cepat”. Di sisi lain, 1 jam pertama nonton, saya semangat sekali, karena setiap ending yang saya tidak suka, saya dapat kembali lagi untuk memilih ending yang lain. Namun, ini menjadi penghakiman moral terhadap penonton, karena penonton seolah-olah dapat disalahkan dengan yang terjadi pada karakter utama. Ada bagian dimana Stefan “marah kepada saya” dengan kalimat : OH COME ON MAN! Karena saya memberinya pilihan yang membuat keadaan dia menjadi sulit dan harus melakukan sesuatu yang dia tidak sukai.

Tanpa penonton sadari, sebenarnya Black Mirror menyindir konspirasi bahwa sebenarnya manusia ini sudah dikontrol baik oleh pemerintah maupun teknologi. Beberapa kali Colin Ritman (yang diperankan Will Pouter – The Maze Runner) bilang ke Stefan bahwa sebenarnya semua hal yang Stefan pilih dan lakukan dikendalikan sesuatu atau seseorang, dan itu KITA! Para penonton. Yang membuat saya cuma bisa geleng-geleng kepala sambil mikir : kalian tuh ngomongin gue? Ya ampun!.

Untuk fans Black Mirror, saya suka dengan pengalaman interaktif ini, namun untuk cerita, tidak. Sungguh tidak. Saya lebih suka diberi sebuah episode dan terpukau dengan endingnya, seperti yang saya dapatkan di Black Mirror sebelumnya. Saya gk suka disuruh pilih cerita saya sendiri. Saya tidak mau dihakimi oleh Stefan. Namun, untuk mengobati rasa kangen dan menunggu musim selanjutnya serta pengalaman sekali seumur hidup, cobalah nonton film ini dan rasakan sendiri keseruannya!


JUDUL                     : BLACK MIRROR : BANDERSNATCH

TAHUN                     : 2018
TANGGAL RILIS     : 28 DESEMBER 2018
SUTRADARA           : DAVID SLADE
SKENARIO              : CHARLIE BROOKER
PEMAIN                   : FIONN WHITEHAD, WILL POUTER, ALICE LOWE
PEREVIEW              : VANDA DEOSAR

Comments

Popular Posts