Ulasan Hujan Bulan Juni - Cinta yang tidak egois antara dua anak manusia


"jangan bosan ya dengan perasaan rindu" - Sarwono

Saat saya tahu bahwa Hujan Bulan Juni akan di film-kan, saya sangat excited. Bagaimana tidak? Saya sudah tergila-gila dengan Eyang Sapardi, dengan puisinya dan novelnya, sekarang 3 bait sajak itu akan di visualisasikan untuk memanjakan mata. Saya pun sudah meresensi kedua bukunya dari trilogi ini (Baca disini dan disini) dan diperankan dengan 2 orang yang menurut saya sangat mendekati karakter Pingkan dan Sarwono,  yaitu Adipati Dolken dan Velove Vexia. 

Hujan bulan juni berkisah tentang dua dosen muda UI, Pingkan yang cantik, fashionable, kristen dan Manado, seorang dosen sastra Jepang. Sedangkan Sarwono, muslim, Jawa, dan jadul yang berkutat dengan antropologi. Dilihat bagaimanapun, mereka sangat berbeda, namun keduanya saling cinta dan sangat yakin akan menikah walaupun tak ada kata : I love you, di dalamnya. Pingkan harus pergi menyelesaikan Studynya di Jepang. Disinilah cinta ragu-ragu Pingkan dimulai, karena kehadiran Katsuo, pemuda Jepang yang dari dulu sudah Pingkan sukai.

Keluarga besar Pingkan di Manado sangat menentang Pingkan dan Sarwono, mereka takut Pingkan disuruh memakai jilbab, a.k.a menjadi muslim. Segala cara mereka tempuh agar Pingkan dan Sarwono berpisah. Mereka menjodohkan Pingkan dengan sepupu tirinya Benny (Baim Wong) atau Pak Tumbelaka (Surya Saputra). Siapa saja yang penting 1 adat dan 1 agama. Di lain pihak, Sarwono tak pernah takut, dia hanya takut kepada Katsuo (Katsuo Kakimoto) orang yang akan menghabiskan waktu 2 tahun bersama Pingkan di Jepang. 

"Aku tidak takut dengan Benny, Pingkan. Benny yang takut dengan aku" - Sarwono
"Ya kalau gitu sekarang kamu harus buat Katsuo takut denganmu" - Pingkan
"Itu bukan tugasku, tapi tugasmu" - Sarwono

Hujan Bulan Juni hadir sebagai film puisi, atau lebih tepatnya, film ini adalah puisi. Banyak sekali puisi yang dibacakan oleh Pingkan dan Sarwono di dalam film. Puisi-puisi terkenal Sapardi seperti Sajak-sajak kecil tentang cinta, Aku ingin dan tentu saja Hujan Bulan Juni itu sendiri. Dalam film ini, kedua karakter mengajarkan bahwa cinta yang baik adalah cinta yang tidak menggebu-gebu dan tidak egois. Cinta yang terkukung dalam ruang kedap suara bernama kasih sayang yang di dalamnya tak ada yang abadi bahkan waktu pun fana, cinta mereka lah yang abadi. 

Yang lebih keren lagi, Hujan bulan juni menghadirkan Manado dan Gorontalo dengan indah, saya sakin, setelah film ini, banyak orang yang akan mengunjungi Manado dan Gorontalo untuk berlibur. Sebagai pecinta novelnya, saya sangat puas dengan Adipati Dolken dan Velove Vexia yang menghidupkan Sarwono dan Pingkan. Mereka berdua berhasil, sangat berhasil malah. Penampilan spesial Eyang Sapardi dalam film juga sangat menarik, seperti Stan Lee dalam Marvel hehe. Akhir kata, jika kau suka puisi, suka sastra, pasti akan suka dengan film ini. Walau tidak suka keduanya pun, pasti akan senyum-senyum dan baper, karena : siapa yang tidak mau dengan Sarwono? Setiap saat akan dibuatkan puisi!!! 

Comments

Popular Posts